Tuesday 1 December 2009

MRI Sebagai Detektor Kebohongan

MRI (magnetic resonance imaging), yang biasanya digunakan sebagai alat scanning (pemindaian) di rumah sakit dalam mengetahui letak kelainan seperti tumor di otak, ternyata dapat dipakai sebagai alat detektor kebohongan yang akurat. Karena pada saat seseorang berbohong maka mereka menggunakan bagian otak yang berbeda dibanding saat mereka bicara dengan jujur. Inilah yang dapat dideteksi dengan menggunakan MRI.

Cara ini lebih akurat dibanding dengan alat deteksi kebohongan konvensional poligraph yang hanya mempunyai akurasi sekitar 70%. Alat detektor poligraph ini hanya mencari perubahan dari tubuh saat berbohong, seperti misalnya berkeringat, tekanan darah, denyut jantung dan pernafasan yang berubah.

Akuransinya sangat terbatas karena seseorang yang bicara dengan jujur juga dapat mengalami perubahan seperti saat, yang disebabkan karena cemas atau gelisah saat diperiksa. Selain itu, seorang yang mahir berbohong dapat belajar bagaimana dapat lulus dari pemeriksaan detektor kebohongan tersebut.

Pada percobaan dengan MRI, 6 dari 11 orang sukarelawan diminta untuk menembakan senapan dan mereka diminta berbohong untuk itu. Sementara 5 lainnya diminta untuk jujur. Dari pemeriksaan MRI, terlihat bagian otak aktif berbeda saat seseorang berbohong dibanding dengan saat mereka bicara jujur. Dan lagi, lebih banyak area di otak yang aktif saat seseorang berbohong dan berusaha untuk terlihat jujur.

Jadi dengan melihat akitifitas dari otak, alat ini dapat mendeteksi lebih baik dibanding dengan alat detektor konvensional. Hanya kekurangannya, pada alat MRI yang besar dan kurang praktis untuk dipindah-pindahkan, demikian kesimpulan para ahli pada pertemuan ahli-ahli radiologi di Amerika utara.

Mungkinkah Sperma Kadaluarsa?

"Kapan mau punya anak? Nanti keburu tua lho.....".keharusan tak tertulis untuk segera "memproduksi" anak rasanya amat lekat dengan kehidupan wanita, terutama yang sudah beberapa tahun menikah. Jam biologis yang terus berdetak kerap membuat punya anak terasa bagaikan target yang terus mengejar. Namun benarkah kaum pria tak harus khawatir?

Sudah bukan rahasia bahwa kemampuan reproduksi wanita secara bertahap ikut merosot seiring bertambahnya usia. Tak heran begitu banyak wanita di ambang 30 tahun mengalami "teror" dari orang tua atau mertua untuk segera beranak-pinak. Herannya, rongrongan untuk punya anak selalu ditujukan pada wanita. Sementara kemampuan reproduksi pria dianggap tak mengenal kadaluwarsa.

Sebuah hasil penelitian terbaru tampaknya cukup membuka mata. Ternyata, jam biologis pria juga terus berdetak dengan kecepatan yang lebih tinggi pada mereka-mereka yang malas merawat kesehatan. Selain itu, makin tua seorang pria, makin kecil pula kemungkinan menghasilkan anak yang lahir sehat.

"Pria yang kelebihan berat badan dan berperut sangat buncit kemungkinan besar memiliki kadar testeron yang rendah, sehingga kemampuannya untuk punya anak pun menurun,"ujar Dr. Harry Fisch, direktur Male Reproductive Center dan profesor urologi klinis di Columbia University College of Physicians and Surgeons. Tentu saja tak ada batas usia yang tegas bagi seorang pria untuk punya anak. "Tapi lebih cepat lebih baik,"tegasnya.

Sementara, beberapa studi sebelumnya juga menemukan bahwa semakin tua umur ayah saat pembuahan, semakin besar pula risiko anak lahir tidak sempurna. Salah satu risiko yang banyak ditemukan adalah down syndrome atau keterbelakangan mental.

Dr. Fisch dan tim pernah mempelajari 3.400 kasus down syndrome 4 tahun lalu. Kala itu terungkap bahwa pada anak yang orang tuanya sama-sama berusia di atas 35 tahun, usia ayah sangatlah menentukan peluang terjadinya down syndrome. Dampak dari usia sang ayah bahkan lebih kuat jika usia ibu di atas 40 tahun – disini, peranan sperma ayah dalam kemunculan kasus Down syndrome mencapai 50%. Studi ini dipublikasikan pada The Journal of Urology.

Dalam studi lainnya, Dr. Avraham Reichenberg dari Mount Sinai School of Medicine di New York City menemukan bahwa semakin tua usia ayah, semakin tinggi pula risiko autisme pada anak. Seorang ayah yang berusia di atas 40 tahun berisiko memiliki anak autis 6 kali lipat lebih tinggi dibandingkan ayah yang berusia 29 tahun atau lebih muda. Temuan ini diterbitkan pada Aechives of General Psychiatry edisi September 2006.

Kelangsungan kehamilan juga dipertaruhkan. Pasangan dengan usia pria di atas 40 dan wanita di atas 35 tahun berisiko lebih tinggi untuk mengalami keguguran, demikian studi yang diterbitkan pada tahun 2002 di jurnal Human Reproduction.

Sekali lagi, Dr. Fisch yang juga menulis buku "The Male Biological Clock" meyakini bahwa baik bagi pria maupun wanita sebaiknya tidak menunda punya anak. Jika memang karena satu atau lain hal pasangan harus menunda, calon ayah dianjurkan untuk merawat kesehatan sebaik-baiknya dengan mempertahankan berat badan ideal dan tidak merokok. Terlepas dari ingin punya anak atau tidak, anjuran ini tentu baik untuk semua.

Nyeri Saat Hubungan Intim

Perlu diketahui, rasa nyeri pada saat hubungan intim merupakan salah satu masalah klasik para kaum wanita. Umumnya kondisi tersebut dialami oleh banyak wanita karena adanya gangguan fisik ataupun pengaruh yang disebabkan oleh pasangannya.

Faktor pasangan sebagai pemicu rasa nyeri misalnya yaitu ukuran alat vital yang terlalu besar terutama saat ereksi, sedangkan lubang vagina terlalu sempit. Rasa nyeri juga bisa timbul bila hubungan intim terjadi karena alat vital menyentuh leher rahim.

Sedangkan faktor fisik yang menyebabkan rasa nyeri saat hubungan intim adalah vaginismus. Keadaan ini terjadi akibat otot vagina yang kejang karena rasa takut sakit yang berlebihan. Keadaan tersebut dapat diatasi dengan mengenali faktor-faktor penyebabnya dahulu, baik faktor emosional maupun faktor fisik.

Berikut ini beberapa faktor fisik lainnya yang menyebabkan hubungan intim terasa sakit:

Kekurangan cairan

Kekurangan cairan dapat menyebabkan hubungan intim terasa sakit, karena tubuh terlalu tegang, gugup, dan tidak santai. Ketidakmampuan pasangan untuk melakukan foreplay akhirnya menjadi penyebab umumnya.

Menopause

Wanita yang memasuki usia menopause kemungkinannya akan merasa sakit bila berhubungan intim. Hal itu berkaitan dengan menurunnya hormon seks pada wanita.

Infeksi pada vagina

Vagina merupakan organ yang sangat rentan untuk terkena infeksi. Infeksi itulah yang menyebabkan rasa sakit ketika berhubungan intim.

Lecet pada organ seksual

Lecet biasa terjadi pada vulva yang disebabkan oleh hubungan intim yang dipaksakan, sehingga ketika hubungan intim vulva akan terasa perih. Namun lecet umumnya terjadi akibat pelebaran mulut vagina saat melahirkan.

Vulvitis

Vulvitis adalah peradangan yang terjadi pada vulva (area depan vagina) yang disebabkan oleh banyak faktor termasuk bahan kimia, seperti obat semprot atau sabun.

Penyebab Impotensi

Impotensi dapat disebabkan oleh faktor fisik dan psikis, namun banyak pria yang menderita impoten karena gabungan kedua faktor tersebut karena pria umumnya merasa malu untuk menceritakan masalah itu kepada orang lain bahkan terkadang masalah tersebut disimpannya sendiri.
Faktor fisik penyebab impotensi antara lain:

1. Gangguan aliran darah. Penyakit yang dapat mengurangi aliran darah ke penis meliputi hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes (kencing manis), dan penyakit peyronie (terbentuknya jaringan parut pada penis).
2. Gangguan persarafan. Keadaan yang dapat mengurangi atau menghambat hantaran saraf ke penis antara lain adalah diabetes, cedera tulang belakang, pembedahan daerah panggul, kecanduan alkohol, rusaknya saraf karena penyakit kelamin atau akibat pembengkakan saraf yang terjadi karena penyakit difteri.
3. Gangguan hormonal. Keadaan yang dapat mengganggu keseimbangan hormon-hormon ini antara lain yaitu disfungsi testis (gangguan fungsi buah zakar), penyakit ginjal, liver, dan kecanduan alkohol.
4. Obat-obatan. Penyebab impotensi yang paling sering dijumpai adalah obat-obatan, seperti obat antihipertensi (obat tekanan darah tinggi), antidepresi, frankuilizer (obat penenang), diuretik (obat yang meningkatkan pengeluaran air seni), simetidin (obat maag), obat penurun berat badan, alkohol, dan nikotin atau rokok.

Faktor psikis penyebab impotensi antara lain :

1. Stres. Stres karena masalah pekerjaan, pergaulan ataupun masalah keuangan dapat menyebabkan gangguan ereksi. Semakin keras usaha seorang pria untuk memperoleh ereksi ketika ia sedang mengalami ketegangan, maka akan semakin buruk pula hasil yang dicapainya. Stres dapat menyebabkan impotensi dan juga sebaliknya.
2. Depresi. Depresi dapat mengurangi tenaga pria dan menurunkan kemampuan seksualnya. Seorang pria yang depresi biasanya tidak mampu memperoleh ereksi dan itu akan menambah keadaan depresinya.
3. Kecemasan. Kecemasan berperan penting dalam terjadinya impotensi pada pria, diantaranya kecemasan apakah dia akan mampu berereksi, mampu mempertahankannya dan mampu memuaskan pasangannya. Hal itu dapat dialami oleh sebagian besar kaum pria pada waktu tertentu. Namun bila terjadi terus-menerus, maka hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya impotensi.
4. Informasi yang keliru mengenai seks juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Misalnya seorang pria yang mendapatkan pendidikan atau pengertian seks yang negatif sehingga dia beranggapan bahwa seks itu merupakan perbuatan dosa. Atau seorang pria yang dibesarkan dalam lingkungan yang memiliki pemikiran keliru mengenai keperkasaan pria sejati sehingga dia menjadi rendah diri dan hanya dapat ereksi jika berhubungan dengan wanita yang status sosial, ekonomi atau konstruksi tubuhnya lebih lemah darinya.

Kiat Menghadapi Stres

Masalah pekerjaan, keluarga, maupun masalah pribadi yang menumpuk tanpa disadari dapat menyebabkan efek jangka panjang pada tubuh dan jiwa seseorang. Keadaan itulah yang sering disebut sebagai stres.


Perasaan stres sering kali menjadi musuh dalam selimut. Perasaan tersebut dapat datang dengan tiba-tiba dan biasanya cukup sulit untuk dikendalikan. Stres dapat memicu timbulnya berbagai penyakit di kemudian hari. Salah satunya adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, ada baiknya kita menghindari stres dengan cara sebagai berikut:

1. Energi positif
Keluarkan energi positif di dalam diri kita dengan selalu berpikiran optimis dalam menghadapi setiap permasalahan. Sadarilah bahwa dalam setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Sebaiknya jangan bersikap terlalu keras pada diri sendiri karena setiap rencana yang telah kita buat belum tentu dapat tercapai. Bersikaplah lebih fleksibel sehingga kita dapat lebih menikmati indahnya hidup.
2. Menjaga kesehatan
Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Jagalah kesehatan tubuh kita dengan olah raga yang teratur, tidur yang cukup, dan konsumsi makanan yang bergizi. Olah tubuh dapat merangsang keluarnya endorphine, yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman, sehingga orang yang berolahraga teratur biasanya tampak sehat dan bahagia. Olah raga teratur sebaiknya didukung juga dengan pola makan yang sehat dan istirahat yang baik.
3. Kendalikan emosi
Cara termudah untuk mengendalikan emosi adalah dengan minum air putih yang banyak saat emosi mulai memuncak. Air putih dapat menenangkan emosi dan membantu kita untuk berpikir lebih jernih. Emosi yang berlebihan justru dapat menjadi memicu terjadinya stres. Bersikaplah lebih sabar dan berpikir lebih luas agar dapat memahami setiap masalah dengan jernih.
4. Istirahat sejenak
Luangkan sedikit waktu untuk beristirahat. Gunakanlah akhir pekan dengan baik, khususnya untuk memanjakan diri dan keluar dari rutinitas sehari-hari. Berkumpul bersama keluarga atau teman-teman merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan energi positif serta semangat baru.
5. Terbuka
Jangan pendam masalah kita sendirian. Seperti ada pepatah yang mengatakan, that’s what friends are for. Dengan berbagi cerita kepada orang yang kita percaya, maka beban kita akan terasa lebih ringan dan tidak mengendap di dalam pikiran.
6. Tingkatkan rasa humor
Secara klinis, humor dapat digunakan untuk mengatasi rasa stres. Di Indonesia, sekarang ini sudah banyak tersedia terapi tertawa yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang minimal 5 orang, selama 5 sampai 10 menit. Humor memang perlu dilakukan agar syaraf tidak terlalu tegang dan tubuh dapat berelaksasi.

Kondom Tidak 100% Aman

Meski penularan virus HIV atau AIDS dapat terjadi melalui transfusi darah, jarum suntik, dan bayi (melalui tali pusat ibu), namun penularan terbanyak adalah melalui hubungan seks. Konsentrasi virus HIV atau AIDS terbanyak terdapat pada cairan liang senggama, sperma, dan darah.

Sebuah penelitian membuktikan bahwa 95,7% penyakit AIDS ditularkan melalui kegiatan pelacuran, seperti perilaku homoseksual dan seks bebas.?Pemakaian kondom untuk melakukan hubungan seks bebas sebenarnya hanya mengurangi risiko penularan saja, yaitu sekitar 30%, tapi dengan catatan kondom itu tidak bocor.

Kondom memang tidak 100% bersifat aman. Materi kondom mengandung beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Bahan kondom terbuat dari karet atau latex yang berserat dan berpori seperti tenunan kain.
2. Pori-pori kondom dan virus HIV-AIDS sangat kecil dan hanya dapat dilihat melalui mikroskop elektron.
3. Besarnya pori-pori kondom dalam keadaan tidak meregang adalah 1/60 mikron dan jika meregang akan menjadi 10 kali lebih besar.
4. Virus HIV atau AIDS ukurannya sangat kecil, yaitu 1/250 mikron.
5. Sperma dapat dilihat dengan mikroskop biasa, sedangkan virus HIV atau AIDS harus dilihat dengan mikroskop elektron.

Saat ini, kegagalan penggunaan kondom untuk KB diduga mencapai 20%. Di Indonesia sendiri, setiap tahunnya terdapat 3,5 juta kehamilan yang tidak diinginkan dan 60% diantaranya minta untuk diaborsi. Apabila efektifitas kondom untuk kegunaan KB saja tidak 100% aman, apalagi untuk mencegah penularan HIV-AIDS.

Operasi untuk Besarkan Penis

Penis, merupakan organ reproduksi pria yang berada di luar tubuh. Untuk membesarkan ukuran penis, dikenal banyak cara, tapi banyak diantara cara-cara tersebut yang tidak membawa hasil seperti yang diinginkan. Mungkin cara ini dapat berhasil membantu mereka yang mempunyai penis kecil.

Para ahli bedah di Inggris sedang menyempurnakan operasi untuk dapat membesarkan penis yang kecil. Teknik operasi ini telah dilakukan pada 9 orang pria yang mempunyai penis yang kecil (mikro penis).

Diperkirakan satu dari 200 orang pria, lahir dengan penis yang kecil (mikro penis), yang berukuran kurang dari 7 cm. Ukuran normal penis sekitar 12,5 cm.

Mikro penis ini dapat terjadi akibat dari kurangnya kadar hormon seks pria atau testoteron saat trimester kedua dan ketiga masa kehamilan. Atau bisa disebabkan karena ketidak-mampuan dalam merespon hormon testoteron secara normal.

Keadaan ini, kadang membuat dokter menganjurkan untuk melakukan perubahan jenis kelamin, sehingga menjadi seorang wanita. Tapi saat ini, telah banyak pengobatan yang dapat dilakukan. Dan untuk membesarkan ukuran penis, dapat dilakukan dengan teknik ini, yang disebut dengan phalloplasty.

Operasi membesarkan penis ini menggunakan kulit dari lengan bawah dan disambungkan pada penis yang asli. Pasien juga akan mendapat urethra untuk saluran buang air kecilnya dan protesa penis yang dapat mengembang saat ereksi.

9 orang pria yang melakukan operasi tersebut, mengaku puas dengan penampilan penis baru mereka. 4 pasien mampu untuk buang air kecil dengan berdiri dan 4 orang mampu untuk melakukan hubungan seksual secara teratur.

Komplikasi yang sering ditemukan antara lain seperti infeksi dan perubahan pada posisi protesa penis, sehingga memerlukan operasi perbaikan.
Walaupun operasi ini akan sangat berguna bagi kehidupan seorang pria, tapi sebaiknya dipertimbangkan akan adanya komplikasi yang dapat terjadi.

Partisipasi KB Pria Indonesia Masih Rendah

Angka partisipasi pria dalam penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia masih sangat rendah. Oleh sebab itu, sosialisasi program keluarga berencana di kalangan pria harus ditingkatkan.

Sangat sedikit pria yang mau menggunakan alat kontrasepsi, baik kondom maupun vasektomi. Dari total jumlah aseptor KB di Indonesia, sekitar 97% adalah perempuan. Sedangkan partisipasi pria hanya 2.1% dan mereka umumnya memakai kondom.

Persentase tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Iran (12%), Tunisia (16%), Malaysia (9-11%), bahkan di Amerika Serikat mencapai 32%.
Rendahnya pria ber-KB disebabkan oleh kurangnya pemahaman mereka tentang KB dan karena faktor sosial-budaya. Banyak istri yang justru tidak mau suaminya di-vasektomi karena khawatir dimanfaatkan untuk berselingkuh.

Padahal, penggunaan kontrasepsi pada pria akan menyebabkan sang istri tak perlu memakai KB lagi sehingga terhindar dari efek samping, seperti keputihan, flek hitam, dan lebih leluasa menyusui anaknya.

Untuk itu, pemerintah akan meningkatkan kampanye KB bagi pria, yakni kondom dan vasektomi, dengan menerobos budaya yang mengedepankan egoisme pria. Salah satunya adalah dengan menambah jumlah pria sebagai petugas penyuluh KB di daerah.
Selain itu, kegiatan penelitian mengenai kontrasepsi bagi pria juga perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, para pria di Indonesia menginginkan adanya alat kontrasepsi baru bagi mereka.

Saat ini para peneliti dari Universitas Sriwijaya meneliti KB suntik bagi pria, sedangkan Universitas Indonesia juga meneliti pil KB bagi pria. Namun, komplikasinya masih cukup banyak.

Sumber: Kompas

Pasangan Tidak Subur Belum Tentu Mandul

Bagi wanita, arti mandul ialah tidak mampu hamil karena indung telur mengalami kerusakan sehingga tidak mampu memproduksi sel telur. Sedangkan arti mandul bagi pria ialah tidak mampu menghasilkan kehamilan karena testis tidak dapat memproduksi sel-sel spermatozoa.

Sebenarnya baik pria maupun wanita yang mandul tetap mempunyai fungsi seksual yang normal. Namun, sebagian orang yang mengetahui dirinya mandul biasanya akan mengalami gangguan fungsi seksual akibat hambatan psikis akan kekurangan yang dialaminya.

Perlu diketahui, di Indonesia terdapat sekitar 10-15% pasangan suami istri yang mengalami hambatan hamil, meliputi pasangan mandul dan infertil.

Apakah kemandulan dapat diatasi?
Kemandulan tidak dapat diatasi dengan cara apapun, karena gangguan yang terjadi berupa kerusakan yang permanen pada buah pelir atau indung telur sehingga masing-masing tidak dapat memproduksi sel spermatozoa atau sel telur.

Jadi, baik pria maupun wanita yang mengalami kerusakan permanen pada buah pelir atau indung telurnya tidak perlu lagi berupaya mencari pengobatan atau jalan keluar lainnya karena pasti tidak akan berhasil.

Satu hal yang harus diperhatikan adalah apakah masalah yang terjadi merupakan suatu kemandulan ataukah infertilitas (gangguan kesuburan). Kemandulan tidak sama dengan infertilitas, namun kedua istilah itu sering dikacaukan. Pasangan biasanya disebut mandul padahal sebenarnya tidak subur (infertil).

Apa yang dimaksud dengan pasangan infertil atau tidak subur? Dalam keadaan normal dan tanpa menggunakan kontrasepsi, kehamilan terjadi pada 60% pasangan suami istri dalam waktu enam bulan, pada 80% pasangan dalam waktu sembilan bulan, dan pada sekitar 90% pasangan suami istri dalam waktu satu tahun.

Pasangan suami istri yang telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi selama satu tahun tapi belum mampu hamil dan melahirkan anak disebut dengan pasangan infertil atau tidak subur. Berarti pasangan tersebut mengalami masalah infertilitas (ketidaksuburan).

Pada pasangan infertil, pihak suami masih mempunyai sel spermatozoa tapi tidak dalam parameter normal karena mengalami suatu gangguan. Di pihak lain, pihak istri masih mempunyai sel telur tetapi mengalami gangguan.

Dengan pengertian ini jelaslah perbedaan antara pasangan infertil dengan pasangan mandul. Di masyarakat, tampaknya lebih banyak pasangan infertil dibandingkan dengan pasangan yang benar-benar mandul. Tapi istilah mandul lebih sering digunakan di masyarakat walaupun yang dimaksud adalah gangguan kesuburan.

Banyak faktor penyebab infertilitas sehingga pasangan suami istri tidak mempunyai anak, antara lain:

1. Faktor hubungan seksual, yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita seperti dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.
2. Faktor infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnya infeksi pada testis dan rahim.
3. Faktor hormon, berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.
4. Faktor fisik, berupa benturan, temperatur, atau tekanan pada testis sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.
5. Faktor psikis, misalnya stres yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan sel telur.

Mengapa Wanita Bisa Kehilangan Hasrat Seks?

Hubungan seksual yang harmonis dan penuh kehangatan memang menjadi dambaan setiap pasangan, namun tidak sedikit hubungan seksual mengalami masalah. Hal itu bisa disebabkan oleh ketidakmampuan pria dalam memberikan kepuasan akibat disfungsi seksual, bisa juga disebabkan oleh wanita yang dikenal memiliki hasrat seksual yang lebih tinggi dibandingkan pria.

Berikut ini beberapa alasan mengapa wanita bisa kehilangan hasrat seksualnya:

Faktor psikologi
Jika Anda mengalami tekanan, maka yang akan terkena pengaruh umumnya adalah hubungan seksual, baik disebabkan oleh stres ataupun kegelisahan. Sekitar 23% wanita diketahui mengalami kekerasan seksual dan masalah image tubuh wanita yang sering diperbincangkan sehingga akhirnya mempengaruhi hasrat mereka untuk melakukan hubungan seksual.

Masalah dengan pasangan
Ini merupakan masalah yang besar karena seks umumnya berkaitan dengan kekuatan dalam suatu rumah tangga. Ketika suatu hubungan perkawinan adalah baik, maka 85% perkawinan tersebut memiliki kehidupan seksual yang baik. Namun ketika hubungan perkawinan mengalami masalah, maka 85% perkawinan juga memiliki hubungan seksual yang bermasalah.

Pengobatan dengan pil KB
Diketahui sekitar 15 juta wanita Amerika yang sering minum pil KB mengalami penurunan libido dan akhirnya mengganggu hasrat mereka untuk melakukan hubungan seksual.

Penyakit
Semua jenis penyakit yang kronis akan berpengaruh pada keinginan seseorang untuk berhubungan seksual dan ketika Anda mendapatkan banyak kekebalan terhadap penyakit, maka secara otomatis akan menurunkan libido, termasuk penyakit kanker dan diabetes.

Terapi penyakit
Jika Anda pernah mengalami operasi dan menjalani kemoterapi, maka hal itu biasanya akan mengubah reaksi Anda dan akhirnya Anda tidak ingin melakukan hubungan seksual.

Rasa sakit
Sekitar 15% wanita mengalami ketidaknyamanan ketika mereka melakukan hubungan seksual karena rasa sakit sehingga cukup banyak wanita tidak ingin melakukannya.

Libido: Penting Untuk Aktivitas Seksual

Peran libido dalam aktivitas seksual adalah sangat vital. Tanpa libido atau gairah seks, maka tidak akan ada hubungan seksual. Perlu diketahui, adanya gairah seks merupakan tahap pertama dari total empat tahap aktivitas seksual. Tahap selanjutnya yaitu ereksi, ejakulasi, dan orgasme.

Naik turunnya libido diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Kondisi kelelahan setelah bekerja keras seharian dapat menurunkan gairah seksual. Selain itu, melanggar waktu tidur 6-8 jam sehari akan berisiko tubuh menjadi tak bugar lagi dan akhirnya mempengaruhi kondisi libido.

Turunnya gairah seks juga bisa disebabkan dari kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari. Akibatnya, asupan yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. Pola makan seperti itu akan semakin parah jika diiringi dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minuman keras, dan narkoba. Faktor lain yang juga berpotensi menurunkan libido adalah stres dan adanya kelainan seksual. Keadaan tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis di dalam otak.

Sebenarnya gangguan fisik dan psikis tersebut umumnya bersifat sementara. Begitu kelelahan mulai mereda, jadwal tidur menjadi lebih teratur, penyebab stres sudah hilang, maka gairah seks seseorang bisa normal kembali. Namun, tidak banyak yang mengerti bahwa turunnya libido yang sesaat itu sebenarnya sudah termasuk gejala impotensi stadium ringan. Jika keadaan tersebut sering berulang, maka semakin besar kemungkinan gejala yang ringan itu naik ke stadium yang lebih berat.

Secara normal, libido memang tidak pernah turun. Pertambahan usia, menopause, atau andropause tidak otomatis menurunkan gairah. Banyak orang yang berusia lanjut, tapi gairah seksnya masih tinggi. Sebaliknya, tingginya tingkat stres dan meningkatnya gaya hidup yang tak sehat membuat banyak pria muda usia 30-an mengalami penurunan gairah seks.

Penurunan libido diketahui ada beberapa tingkatan, yaitu:

1. Stadium ringan, biasanya karena gangguan fisik dan psikis yang ringan seperti kelelahan, stres ringan, atau kurang tidur. Setelah gangguan itu hilang, gairah seks akan kembali normal.
2. Stadium menengah. Pada tahap ini, turunnya libido lebih parah. Penderita diberi perlakuan dengan obat maupun alat agar gairah seksnya muncul kembali, sehingga bisa ereksi.
3. Stadium berat. Pada tahap ini, ada penderita yang masih dapat diobati dengan terapi dan meminum obat tertentu, tapi ada juga yang harus pasrah menerima nasib.

Perlu diketahui, ada empat tahap pengobatan yang biasanya dilakukan untuk mengatasi gangguan libido, yaitu:

1. Konsultasi dan diagnosis penyakit pada pasien
2. Konsultasi sekaligus pemberian obat-obatan
3. Terapi aktif dengan menggunakan suntikan atau bantuan alat-alat dan sejenisnya
Agar libido tetap sehat, terapkanlah pola hidup yang sehat (seperti makan dengan gizi seimbang, istirahat cukup, dan jauhi stres) serta berolahraga dengan teratur.

Sebuah penelitian di University of California, AS menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan gairah seksual. Penelitian itu melibatkan puluhan pria berusia rata-rata 48 tahun, yang diberi latihan aerobik satu jam per hari. Setelah sembilan bulan, mereka melaporkan adanya peningkatan frekuensi hubungan seks dan orgasme yang cukup tinggi.

Gangguan pada libido harus diwaspadai sejak dini, karena sekecil apa pun gangguan terhadap aktivitas seksual, itu sudah masuk ke dalam kategori impotensi. Turunnya libido pun akhirnya menjadi gangguan ereksi yang permanen. Oleh sebab itu, begitu Anda merasakan adanya gangguan pada gairah seksual, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter yang tepat sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kesuburan Pria Menurun di Usia 40 Tahun

Peneliti Prancis mengungkapkan bahwa kesuburan pria menurun saat mencapai usia 40 tahun, sebagaimana terjadi pada kaum wanita yang tingkat fertilitasnya juga menurun pada usia tertentu.

Penelitian mereka terhadap hampir dua ribu pasangan yang menjalani tes kesuburan menunjukkan bahwa usaha kehamilan gagal 70% pada pasangan yang prianya berumur diatas 40 tahun atau lebih dibandingkan apabila mereka berusia kurang dari 30 tahun tanpa melibatkan usia pasangan wanitanya.

Karena semua wanita yang disertakan dalam penelitian tersebut dinyatakan tidak subur sama sekali dan mengikuti program bayi tabung, maka usia calon ayah sangat merupakan faktor utama bagi pasangan tersebut untuk mencapai keberhasilan.

Sementara itu, hasil studi selama ini menyatakan semakin tinggi usia seorang pria, maka semakin kecil pula kemampuannya untuk menjadi ayah karena telah terjadi perubahan biologis atau karena kemampuan seksualnya menurun masih belum jelas benar.

Hasil penemuan ini untuk pertama kalinya memberikan bukti kuat faktor menurunnya kemungkinan seorang pria dapat menjadi ayah terkait erat dengan usia biologis pria.

Menurut para peneliti tersebut, kemungkinan tingkat keberhasilan program bayi tabung semakin kecil bersamaan dengan semakin tinggi usia calon ayah. Hal itu dikarenakan mutu sel jantan yang diproduksi memiliki kualitas yang rendah.

Telah lama diketahui bahwa wanita umumnya mengalami penurunan kesuburan setelah usia mencapai 35 tahun. Hal itu diperoleh dengan membandingkan dengan kelompok wanita usia di bawah 35 tahun. Namur, penemuan terakhir menemukan bahwa hal itu juga berlaku bagi kaum pria. Usia 40 tahun adalah titik batas penentu kesuburan pria.

Sumber: Journal Fertility and Sterility

Masa subur

Masa subur merupakan saat yang sering menjadi masalah bagi para wanita. Bagi mereka yang ingin mempunyai anak, masa ini menjadi persoalan karena harus dicari-cari dan ditentukan agar saat pembuahan bisa diperkirakan. Bagi yang tidak ingin mempunyai anak tapi ingin KB secara alami, saat ini pun menjadi masalah karena merupakan masa yang harus dihindari.

Masa subur seorang wanita memang sulit diperkirakan terlebih bagi mereka yang mempunyai siklus bulanan tidak teratur. Masa subur terjadi kira-kira 14 hari sebelum datang bulan berikutnya. Sebagai contoh, datang bulan berikutnya adalah tanggal 28 Desember, maka masa subur terjadi kira-kira tanggal 14 Desember.

Karena usia sel telur adalah 2 hari, maka pembuahan dapat terjadi dalam rentang 2 hari tersebut. Tapi karena usia sperma bisa mencapai 5 hari, maka kemungkinan kehamilan bisa terjadi bila hubungan badan berlangsung 5 hari sebelumnya. Jadi, bila kehamilan ingin dihindari, hindari juga hubugan badan dalam rentang waktu tersebut. Ruwet juga ya. Sebaliknya, bila kehamilan memang direncanakan, usahakan berhubungan saat sel telur baru dilepaskan.

Bila siklus Anda cukup teratur, ada cara kuno tapi lumayan efektif untuk menentukan masa subur. Masa subur dapat dihitung dengan cara jumlah hari dalam siklus terpendek dikurangi 18 dan untuk siklus terpanjang dikurangi 11. Misalnya daur haid Anda 25 sampai 28 hari, maka masa subur Anda adalah sekitar hari ke-7 sampai 17 dihitung dari hari pertama haid. Panjang sekali ya. Soalnya perhitungan ini memang mencari batas aman awal dan akhir.

Ada beberapa cari lain yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan masa subur seperti suhu basal dan juga alat tes kesuburan yang sudah ada di apotik. Kehamilan memang bukan hanya ditentukan oleh masa subur, tetapi berhubungan badan di saat masa subur tentu akan memperbesar kemungkinan Anda untuk mendapatkan si buah hati.

Manfaat Seks Tiga Kali Seminggu...

Anggapan bahwa hubungan seks bisa membuat awet muda ternyata telah?terbukti melalui sebuah penelitian yang dilakukan selama sepuluh tahun. Penelitian itu melibatkan 3.500 pria dan wanita dengan usia rata-rata 45-55 tahun. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa para partisipan itu kelihatan 7-12 tahun lebih muda daripada usia sesungguhnya.

Ternyata kehidupan seks yang teratur merupakan faktor penentu awet muda mereka, didukung juga dengan aktivitas olahraga. Namun, itu tidak berarti harus melakukan hubungan seks setiap hari. Menurut para peneliti, hubungan seks yang paling bermanfaat ialah tiga kali dalam seminggu dan itulah yang dilakukan oleh para peserta tersebut. Hubungan seks tersebut juga harus disertai dengan?orgasme. Jadi, manfaat itu tidak akan diperoleh apabila hubungan seks terlalu sering dilakukan. Selain itu, hubungan seks dengan yang bukan pasangannya justru akan memberikan hasil sebaliknya. Seks seperti ini justru akan mempercepat proses penuaan, karena sering menimbulkan rasa cemas dan stres. Jadi, seks akan menyebabkan seseorang menjadi awet muda bila dilakukan dengan pasangan resmi, karena hubungan seks memerlukan dukungan serta kecocokan secara psikologis dan emosional. Stres dan ketegangan akan lebih mudah ditangani apabila mereka melakukan hubungan seks secara teratur.

Studi sebelumnya juga pernah menjelaskan tentang fisiologis dari hubungan seks. Ketika seseorang melakukan hubungan seks, maka lemak tubuhnya akan terbakar. Selain itu, otak akan melepaskan endorfin yang berfungsi untuk menghilangkan rasa nyeri dan mengurangi kecemasan. Seks juga memicu pelepasan zat yang dapat memperbaiki kekebalan tubuh. Bahkan pada pria, seks dapat merangsang hormon pertumbuhan dan testosteron untuk menguatkan tulang dan otot.